Selasa, 14 Oktober 2014

Fanfic Bleach ~ I'm Here, baka!

Setelah mem Post fanfic Naruhina. Saya akan mempost salah satu pairing fav saya, IchiRukia yeay...

Happy reading, semoga suka^^

TITLE : I'm Here, Baka!
DISCLAIMER : Bleach milik Tite Kubo
AUTHOR : ^JeWon^
PAIRING : IchiRuki
GENRE :  Romance/Adventure
RATED : T
WARNING : OOC , TYPO , EYD , DLL

SUMMARY : Bagarmana kehidupan ichigo setelah perpisahan nya dengan Soul Society terlebih dengan gadis mungilnya, Kuchiki Rukia (After Episode 342)
Bad Sumarry >_<

Disini Setting nya setelah episode 342(episode membahagiakan dan mengharukan antara Ichigo dan Rukia hiks.. hiks,,)

NOTE PERINGATAN : Disini cerita nya ku ubah sesuai dengan imajinasiku sendiri ya soalnya aku belum nonton episode selanjutnya jadi nggak tau gimana lanjutan tu episode. Maaf kalau nggak suka :D

Saat nonon episode 342, entah kenapa aku langsung dapat ide nih, tanpa menonton lanjutan nya, aku langsung menuliskan ide ku ke dalam fanfic
#curhat dikit

-
-
-
-
-
-
-
-
Chapter 1

'Aku bertanya-tanya apa yang Rukia-chan lakukan hari ini'

laki-laki itu tersedak minuman nya dan langsung menoleh ke arah teman nya

'Kenapa sekarang kau ungkit-ungkit tentang Rukia?' ucap laki-laki itu

'Kau tau kan... Karena aku berpikir kalau dia setidaknya bisa mampir kesini kapan saja.' ucap teman laki-laki itu sambil cemberut

'Sejak saat ini, dia bahkan tak pernah muncul walau sekali, apa menurutmu itu tidak kejam' ucap teman laki-laki itu lagi

'Dia itu tidak begitu, dia dibebas tugaskan dari pekerjaan di kota Karakura Town. Tak kembali itu juga normal kok.' Laki-laki itu berbalik dan bersandar di pagar

'Bukankah kau merindukan nya?' Sindir teman laki-laki itu

laki-laki itu menunduk sedikit dan menatap lurus kedepan

'Tentu saja tidak.'

Dia berjalan pergi meninggalkan teman nya

'Aku butuh waktu 16 tahun untuk memperoleh hidup yang normal. aku harap bisa terus merasa tenang sampai aku mati' ucap laki-laki itu tanpa menoleh lagi ke arah teman nya.

Teman laki-laki mengalihkan pandangan nya dengan wajah yang sulit di artikan. 


###

Seorang gadis melompati rumah-rumah dengan santai. Pakaian shinigami nya bergerak tertiup angin.

"Aku kira tidak ada lagi hollow di sekitar sini."

Rukia Kuchiki adalah nama gadis itu, mata keunguan nya memandang ke arah Denreishinki dengan cermat.
Benda yang menyerupai telepon genggam itu tidak terlihat menunjukkan adanya pergerakan hollow.

"Mungkin aku akan mengunjungi Karakura Town."

Senyuman manis terpatri di bibir gadis itu, dia tak henti-henti tersenyum saat mengingat sudah 17 bulan dia tak mengunjungi teman orange nya itu.

"Aku harap dia tak semudah itu melupakan ku." Ucap Rukia

^JeWon^
Hap!
Gadis mungil itu mendarat cukup jauh dari klinik Kurosaki. Matanya menjelajah mencari laki-laki berambut orange itu tapi nihil dia tak melihat siapapun di sana.

"Mungkin dia belum pulang. Hm.. Biasanya dia dimana ya?" Rukia kembali melomptati atap-atap rumah.

Sreak!
Sebuah gorden terbuka dari salah satu jendela di klinik Kurosaki itu. Sepasang mata memandangi ke arah gadis yang baru saja berlalu dari sana.

"Rukia-nee.." Gumam nya.

Pluk Plu Pluk Pluk
Satu persatu batu di sekitar nya di lempr ke arah sungai. Mata cokelat nya memandang jauh tempat yang menjadi tempat kaa-san nya meninggal.

'Kau juga merindukan nya kan?'

Perkataan Keigo pagi tadi masih terngiang jelas di telinga nya.
Laki-laki berambut orange itu mendesah pelan. Memang benar dia merindukan gadis mungil nya itu tapi mau bagaimana lagi sekarang takdir memisahkan mereka berdua. Dirinya adalah manusia dan gadis mungil nya adalah seorang shinigami.

Ichigo Kurosaki berdiri, dia mengambil tas nya dan berjalan pergi.
Mata nya kembali menatap langit yang bewarna orange itu.

'Aku adalah seorang Shinigami'
Dia terkikik geli saat mengingat kenangan pertama nya bersama gadis mungil nya.
Dan dia bahkan sempat tak percaua pada omongan gadis itu dan menyebutnya anak nakal.

"Baka"

Gadis mungil nya selalu menyebut dia bodoh. Bahkan saat perpisahan mereka 17 bulan yang lalu, gadis nya sempat-sempat saja mengejeknya.

'Hei, jangan memasang wajah sedih seperti itu.'

Benar, semua itu benar. Dia sangat merasa kehilangan saat dengan kedua mata nya sendiri dia melihat gadis itu perlahan menghilang dari hadapan nya.

"Kuchiki Rukia ya, kuharap kau baik-baik saja di sana..."

"Aku memang baik-baik saja dan hei, kenapa kau mengatakan itu seolah-olah aku sudah mati."

Ichigo tak menyadari dan orang-orang di samping nya juga tak menyadari bahwa ada seorang gadis berdiri memperhatikan laki-laki yang sedang asik berbicara sendiri itu.

"Heh... sekarang pasti dia sudah menjadi kuat." Ucap Ichigo

"Oy, jadi selama ini aku lemah dan tentu saja aku bertambah kuat. Dasar bodoh."

"Huh, dia pasti sedang mengejek ku sekarang tapi tunggu dulu, aku jadi penasaran, dia sudah bertambah tinggi tidak ya? dasar pendek." Ejek Ichigo

"Apa? pendek? kau menghinaku Ichigo!! Cih, dan benar saja aku memang sedang mengejek mu sekarang. Baka!Baka!Baka Ichigo" Teriak Rukia.

Beberapa hantu hanya bisa sweetdrop melihat pemandangan di depan mereka.

"Apa liat-liat? Mau ku kirim ke neraka, hah?" Ucap Rukia

"Gomenasai...." Para Hantu langsung pergi.

"Haah~ apa yang kupikirkan. Dia pasti sudah melupakan ku sekarang. Hei ayolah ini kan sudah 17 bulan mungkin 1 tahun lebih berlalu. Itu adalah waktu yang cukup untuk melupakan seseorang." Ichigo tertawa hambar.

"Ichigo..." Rukia berhenti berjalan. Dia memandang punggung tegak laki-laki di depan nya.

"Baka" Rukia tersenyum.

"Mana mungkin aku bisa melupakan mu. Baka Ichigo.."

Dan gadis itu kembali berjalan di samping laki-laki tanpa di sadari nya.

^Jewon^
"Kuchiki-san." Inoue dan Ishida agak terkejut saat melihat gadis mungil itu menyapa mereka dari luar jendela kelas.

"Ssshhtt.. Jangan biarkan Ichigo mengetahui aku disini.."

Orang-orang yang bisa melihat nya hanya mengangguk mengerti dan melirik sedikit ke arah laki-laki berambut orange yang sedang asik memperhatikan sensei.

"Jadi Kuchiki-san. Kenapa kau bisa disini?" Sekarang Inoue berada di atap sekolah bersama Rukia.
"Em... Jalan-jalan mungkin." Jawab Rukia enteng.
"Jadi Kuchiki-san tak menyapa Kurosaki-kun. Kuchiki-san kan bisa memakai Gigai." Tanya Inoue.
"Mungkin bukan sekarang waktunya." Ucap Rukia.

Inoue hanya diam mendengarkan, mata nya menatap sedih Rukia. Dia menggenggam erat tangan gadis di samping nya.

"Kuchiki-san Ganbate ne.."
Rukia hanya tersenyum tanpa mengerti apa arti Inoue menyemangati nya sekarang.
^JeWon^

Ichigo berjalan pulang dengan santai, dia sedikit merenggangkan badanya. Kerja paruh waktu memang agak melelahkan.

"Mungkin aku akan tidur lebih awal hari ini. Huh..." Ucap Ichigo.

Sementara itu.....

"Hyat!"

Crash!
Hollow itu terbelah dua setelah terkena Zanpakuto Rukia. Dia tak perlu merubah Zanpakuto nya untuk mengalahkan Hollow lemah seperti itu.

"Huh... Kota ini cukup banyak hollow nya ya... Haah~ Itu kan sudah tugasku." Rukia menyarungkan lagi Zanpakuto nya dan langsung melompati atap-atap rumah menuju ke tempat Hollow yang terdeteksi di Denreishinki miliknya.

<Karakura's Park>
"Kyaaaaaa......aaaaaaa....." para hantu langsung berlarian menjauh dari taman. Mereka menjerit ketakutan saat salah satu hollow muncul.

"Awas monster.." teriakan jeritan terdengar nyaring dari taman. Tapi tak berpengaruh pada seorang laki-laki berambut orange yang dengan santai nya melewati taman itu.

"Makanan.." Gumam Hollow itu.

Ichigo berhenti berjalan saat mendengar keributan dari arah taman yang di lewati nya tapi dia menepis pendengaran nya itu.

"Mungkin itu cuma perasaan ku saja, misalnya itu Hollow pasti sudah di basmi oleh Ishida kan?" Ucap Ichigo.

Sayang nya orang yang dikira Ichigo sedang membasmi Hollow itu sedang berpegian jauh ke kota lain.
"Sado-kun, kenapa kau tak mengajak Kurosaki-kun ikut kita." Ucap Inoue.
"Ah, sebenarnya aku merasa Ichigo perlu sendirian."

Inoue dan Ishida hanya mengangguk paham.

Buk Buk Buk Buk

Ichigo berhenti berjalan saat merasa tanah yang di pijak nya bergetar.

'Hollow kah?' Batin Ichigo

Ichigo melebarkan matanya saat tanah yang baru saja di lalui nya terdapat jejak kaki para Hollow.

'Kusoooo.'Batin Ichigo

Laki-laki itu memilih lari dengan sekuat tenaga, percuma dia berdiam diri disana, dia juga tak bisa melihat monster itu.

'Kusooo dimana kau Ishida-teme'
"Aku kira dia tak bisa melihatku tapi kenapa dia berlari. Heh, menarik sekali." Hollow itu mengikuti Ichigo.
Ichigo berlari ke arah tempat yang sepi, matahari sudah terbenam, malam gelap mulai menyelimuti kota Karakura.

Ichigo mengatur napas nya, dia berdecih kecil saat sebuah tembok besar menghalangi nya berlari lagi.
"Mau kemana kau, manusia kecil. Sepertinya kau tidak bisa melihat ku ya tapi kau tau kalau aku mengikuti mu. Heh, menarik sekali." Hollow itu berbicara panjang lebar dan tentu saja Ichigo tak mendengar nya.

Keringat dingin mengalir di dahi Ichigo, dia tak bisa melihat apa-apa di depan nya hanya kegelapan malam yang di terangi beberapa lampu taman. Tapi yang dia pastikan sekarang, Hollow itu berada di depan nyam dapat dilihat dari bekas jejak kaki di tanah taman.

"Tsk!" Ini yang paling dia tak suka, berhadapan dengan sesuatu yang tak mungkin bisa dia kalahkan.
Seandainya ada gadis mungil nya disini, apa yang akan dia katakan kepada nya sekarang.

'Dasar lemah' 'heh, Baka Ichigo'

Pasti gadis mungil nya itu mengejek nya habis-habisan.

"Heh, aku benar-benar lemah ya." Ichigo tertawa mengingat dirinya sekarang benar-benar lemah.
"Ini semua gara-gara kau, Rukia. Aku jadi merindukan dunia shinigami ku, dunia dimana aku bertemu denganmu." Ichigo tersenyum

Bumm!

Ichigo terlempar saat tanga besar hollow itu melemparnya.

Buk!

Dia menabrak dinding keras itu.

"Eukh,," Ichigo mengelap darah di bibir nya, dia hanya bisa pasrah menerima pukulan Hollow itu, toh dia bahkan tak tau di mana letak hollow itu sekarang.

Buk!

Dia lagi-lagi terlempar, hollow itu terlihat senang melihat wajah menderita Ichigo. Sepertinya dia lebih suka memainkan makanan nya daripada langsung memakan nya.

Sekarang Ichigo merasa lebih lelah dari tadi.
"Eukh.. Aku tidak terkejut jika tulang ku ada yang patah."
"Heheheh... sangat menyenangkan. Hei, manusia kecil, ayo lawan aku. Kau membuat ku sangat bersemangat." Teriak Hollow itu dan tentu saja Ichigo tak mendengar.
"Baiklah.." Hollow itu berniat memukul Ichigo dengan tangan nya.

Sreak!

Ichigo melompat ke samping.
"Hah?" Hollow dan Ichigo sama-sama terkejut.

"Aku menghindarinya."
"Dia menghindari nya"

"B-bagaimana bisa..." Ichigo menoleh ke arah tempat dia berdiri sebelum nya, tempat itu sudah hancur terkena pukulan Hollow.

"Wow, sepertinya aku meremehkan mu, manusia kecil." Ucap Hollow.

"Eukh..." Ichigo menutup telinga nya saat mendengar getaran aneh.

"Bersiaplah.."

Buk!

Ichigo terlempar

"Sepertinya tadi itu cuma keberuntunganmu karena berhasil menghindari ku."

Ichigo terduduk saat mendengar getaran aneh itu. Dia menutup matanya menahan getaran yang menyanyat telinga nya.

"Kau akan mati, manusia kecil.." Hollow itu kembali ingin memukul Ichigo.

"Aku.....Mati...."

Ichigo teringat kenangan nya selama ini, tertawa, menangis, dia lalui itu bersama orang-orang di dekatnya.

'Rukia... aku datang menyelamatkan mu'

'Bakamno! Sudah kubilang kau jangan mengejarku. Kau bahkan sampai terluka seperti ini.'

'Kuchiki-san adalah orang yang berharga bagi Kurosaki-kun'

'Nee-san....! Ichigo tolong selamatkan Nee-san.'

'Kematian bukanlah akhir dari segalanya kan? Aku nyakin saat itu bukan pertemuan pertama kita'

'Kau tak akan bisa memutus ikatan kami'

'Hei, jangan memasang wajah sedih seperti itu, walaupun kau tak bisa melihatku, aku tetap bisa 
melihatmu'

'Kau masih merindukan nya kan?' 'kan?' 'kan?' 'kan?'

"Aku merindukan mu, Rukia" Teriak Ichigo

"Heh... Ichigo no Baka.."



Bum!


TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar